Empat Puluh Tahun
Usia 40 tahun adalah usia โkematanganโ seseorang, jika tidak berhati-hati dan sering mengevaluasi diri, bisa jadi kerugian yang akan terjadi; kematian keburu menghampiri saat lalai dalam mempersiapkan diri. Imam Al Ghazali dalam Ayyuhal Walad memberi nasehat kepada salah satu muridnya:
ููู
ููู ุฌูุงููุฒู ุงููุฃูุฑูุจูุนูููู ููููู
ู ููุบูููุจู ุฎูููุฑููู ุดูุฑูููู ููููููุชูุฌููููุฒู ุฅูููู ุงููููุงุฑู
Dan barangsiapa yang usianya sudah mencapai 40 tahun namun kebajikannya tidak melebihi dosanya maka bersiap-siaplah ia masuk neraka.
Allah Taโala juga menyinggung saat manusia mencapai usia 40 tahun:
ุญูุชููู ุฅูุฐูุง ุจูููุบู ุฃูุดูุฏูููู ููุจูููุบู ุฃูุฑูุจูุนูููู ุณูููุฉู ููุงู ุฑูุจูู ุฃูููุฒูุนูููู ุฃููู ุฃูุดูููุฑู ููุนูู
ูุชููู ุงูููุชูู ุฃูููุนูู
ูุชู ุนูููููู ููุนูููู ููุงููุฏูููู ููุฃููู ุฃูุนูู
ููู ุตูุงููุญูุง ุชูุฑูุถูุงูู ููุฃูุตูููุญู ููู ููู ุฐูุฑูููููุชูู ุฅููููู ุชูุจูุชู ุฅููููููู ููุฅููููู ู
ููู ุงููู
ูุณูููู
ูููู
โโฆ sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: โYa Tuhanku, tunjukilah aku (berilah ilham kepadaku) untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diriโ. โ. (QS. Al-Ahqaf : 15).
Al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi (w. 174H) berkata:
ุฃูู
ูู ู
ุง ูููู ุงูุฅูุณุงู ุนููุงู ูุฐููููุงู ุฅุฐุง ุจูุบ ุฃุฑุจุนูู ุณูุฉ
โSesempurna-sempurnanya manusia dari sisi akal dan pikiran adalah ketika mencapai usia 40 tahunโ. (Ibnu Khalikan, al-Wafyatul Aโyan, 2/245).
Kenapa lebih perlu diperhatikan saat kita berusia 40 tahun lebih, bahkan perlu diperhatikan usia sebelumnya? Imam Ibnu Katsir menyatakan:
ููููููุงูู: ุฅูููููู ููุง ููุชูุบููููุฑู ุบูุงููุจูุง ุนูู
ููุง ููููููู ุนููููููู ุงุจููู ุงููุฃูุฑูุจูุนูููู.
Dikatakan: biasanya seseorang tidak berubah lagi dari kebiasaan yang dilakukannya bila mencapai usia empat puluh tahun. (Tafsir Ibnu Katsir 7/280).
Jika sampai usia matang tersebut pekerjaan seseorang masih saja dominan dengan hal yang tidak berguna, apalagi maksiyat, maka dikhawatirkan akhir kehidupannya juga dalam kemaksiyatan, sebagaimana sabda Nabi shallahu โalaihi wa sallam:
ููุจูุนูุซู ููููู ุนูุจูุฏู ุนูููู ู
ูุง ู
ูุงุชู ุนููููููู
โSetiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnyaโ (HR Muslim)
Diantara banyak penjelasan tentang hadits ini, Imam Al-Munaawi berkata:
ุฃููู ููู
ูููุชู ุนูููู ู
ูุง ุนูุงุดู ุนููููููู ููููุจูุนูุซู ุนูููู ุฐููููู
โYakni ia meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia dibangkitkan di atas hal ituโ (Faidhul Qadir, 6/457)
Lalu apa yang layak lebih diperhatikan? Ayat tersebut menjelaskan agar kita lebih bersyukur lagi atas nikmat yang diberikan, yakni dg mengakui itu dari Allah, membesarkannya, dan menggunakan nikmat untuk ketaatan, bukan kesia-siaan, apalagi keburukan. Allah singgung dalam ayat tersebut:
ุฑูุจูู ุฃูููุฒูุนูููู ุฃููู ุฃูุดูููุฑู ููุนูู
ูุชููู ุงูููุชูู ุฃูููุนูู
ูุชู ุนูููููู ููุนูููู ููุงููุฏูููู ููุฃููู ุฃูุนูู
ููู ุตูุงููุญูุง ุชูุฑูุถูุงูู
โYa Tuhanku, tunjukilah aku (berilah ilham kepadaku) untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai;
Hilal bin Yisaf (Abul Hasan) menyatakan:
ูุงู ุงูุฑุฌู ู
ู ุฃูู ุงูู
ุฏููุฉ ุฅุฐุง ุจูุบ ุฃุฑุจุนูู ุณูุฉ ุชุฎูู ููุนุจุงุฏุฉ.
Adalah penduduk Madinah, jika mereka sampai usia 40 tahun, mereka membebaskan diri (dari kesibukan dunia) untuk beribadah.
An Nakhaโi mengatakan:
ูุงููุง ูุทูุจูู ุงูุฏููุง ูุฅุฐุง ุจูุบูุง ุงูุฃุฑุจุนูู ุทูุจูุง ุงูุขุฎุฑุฉ
Mereka mencari dunia, maka jika mereka sudah mencapai usia 40 tahun mereka (fokus) mencari akhirat. [Rabรฎโul Abrar, 3/29].
Bagaimana dengan kita? Minimal kita punya perhatian yang lebih besar terhadap nasib kita di akhirat.
Wallaahu A'lam