Tuesday, 19 May 2015

DESAKU


L. Manik 

Desaku yang kucinta
Pujaan hatiku
Tempat ayah dan bunda
Dan handai taulanku
Tak mudah kulupakan
Tak mudah bercerai
Selalu kurindukan
Desaku yang permai               


Permai begitulah menggambarkan keindahan, keelokan desa-desa yang jauh dari hiruk pikuk kesibukan kendaraan pun orang-orangnya. Pagi yang berembun, burung-burung yang bernyanyi, buga-bunga yang menari-nari, udara  sejuk nan segar yang tak pernah berakhir, membuat setiap mereka yang meninggalkannya pun selalu merindu.
Tak hanya tempat ayah dan bunda tetapi juga tempat dimana kita belajar tentang kehidupan yang harmonis. Dimana rasa gotong-royong, rasa saling membantu, rasa saling menghormati, dan rasa toleransi yang tetap terjaga membuat setiap mereka yang meninggalkannnya tak mudah melupakannya pun tak mudah mencerainnya.
Ya, kau adalah tempat yang damai, sedamai hati petani ketika hendak pergi menanti mentari bersinar lagi. Kau adalah desa yang permai, kau membuat manusia sanggup hidup ditempatmu, dan kau membuat setiap mereka yang meninggalkanmu selalu merindu ingin kembali.
Desaku yang tercinta
Yang disinari matahari yang berhiaskan embun pagi
Ku ingin tetap disini
Tapi ada tugas yang harus dilakoni.