L. Manik
Desaku yang kucinta
Pujaan hatiku
Tempat ayah dan bunda
Dan handai taulanku
Tak mudah kulupakan
Tak mudah bercerai
Selalu kurindukan
Desaku yang
permai
Permai begitulah menggambarkan
keindahan, keelokan desa-desa yang jauh dari hiruk pikuk kesibukan kendaraan
pun orang-orangnya. Pagi yang berembun, burung-burung yang bernyanyi,
buga-bunga yang menari-nari, udara sejuk
nan segar yang tak pernah berakhir, membuat setiap mereka yang meninggalkannya
pun selalu merindu.
Tak hanya tempat ayah dan bunda
tetapi juga tempat dimana kita belajar tentang kehidupan yang harmonis. Dimana
rasa gotong-royong, rasa saling membantu, rasa saling menghormati, dan rasa
toleransi yang tetap terjaga membuat setiap mereka yang meninggalkannnya tak
mudah melupakannya pun tak mudah mencerainnya.
Ya, kau adalah tempat yang damai,
sedamai hati petani ketika hendak pergi menanti mentari bersinar lagi. Kau
adalah desa yang permai, kau membuat manusia sanggup hidup ditempatmu, dan kau
membuat setiap mereka yang meninggalkanmu selalu merindu ingin kembali.
Desaku yang tercinta
Yang disinari matahari yang
berhiaskan embun pagi
Ku ingin tetap disini
Tapi ada tugas yang harus
dilakoni.